Monday, May 2, 2016

KELUH KESAH ORANG YANG DIJADIKAN TEMPAT CURHAT DAN JUDITH SLAYING HOLOFERNES

Hallo.

Kalian tau? Malam tadi aku menginap di kantor dan sekarang walaupun belum mandi aku langsung di depan komputer. Semalam rencananya aku mau kerja, tapi entah kenapa tiba-tiba aku jadi browsing vendor-vendor nikahan. Hehehe. Sampai larut malam dan akhirnya tertidur.

Niatnya aku mau menikah. Padahal sebelumnya membayangkannya saja aku sudah malas. Tapi sekarang tiba-tiba aku bertambah malas. Karena sepintas aku teringat curhatan mbak-mbak yang selalu ceriwis ekspresionis kalau dia sudah cerita tentang kisah percintaannya. Kalian masih ingat postinganku yang sebelumnya? Nah, iya. Mbak-mbak itu. Betapa bahagianya raut wajah dia saat itu ketika bercerita soal orang yang dia suka.

Oke. Setelah hari itu, mbak-mbak itu datang terus ke kosanku setiap minggu. Semakin hari wajahnnya semakin sumringah. Membuat aku berpikir bahwa abang-abang yang dia ceritakan terus menggoda dia itu benar-benar suka padanya. Tapi ...

"Riiiiiiiiiiiiiiin ..."

"Ya, mbak?" Kira-kira dia mau cerita apa ya, hari ini? Batinku, pada suatu sore yang anginnya sejuk.

Aku terdiam mendengarkan ceritanya. Aku merasakan. Dia sangat kecewa. Sampai tidak bisa lagi keluar air matanya. Cuma lisannya yang berkata berkali-kali: Dia itu baik kok ... dia itu baik ... dia baik banget sama aku. Tapi aku semakin tidak mengerti apakah mbak ini mau memuji atau mencaci. Atau ... semuanya menjadi satu.

"Ibarat tunas yang baru tumbuh tapi sudah diinjak orang, Rin ..."

Aku semakin mendengarkan.

"Tapi dia itu baik kok ... dia itu baik ... dia baik banget sama aku." Lanjut mbak-mbak itu seperti menghibur diri.

"Aku ngga ngerti, mbak. Hubungannya tunas yang mati sama dia itu baik, apa?" Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dariku.

"Padahal kalau dia minta bantuan, sesibuk apapun aku, pasti aku bantu, Rin ... walaupun aku harus sampe begadang ..." Kata mbak itu dengan sedikit penekanan.





Aku tau pengorbanan mbak. Aku lihat kok. Aku dengar. Kita kan selalu bareng kemana-mana.




"Tapi aku ngga tau ... dia emang udah ngga suka lagi sama aku tapi aku dimanfaatkannya ..."

Perkataan mbak yang satu itu membuat aku tambah empati. Aku malah berpikir kalau laki-laki yang dia ceritakan itu .. pengen rasanya kutinju.

"Dulu memang aku punya salah sama dia. Tapi kesalahan dia sama aku juga sama besarnya, Rin. Sekarang aku udah coba buka hati kalau-kalau kita bisa bersama lagi, tapi dia kayak gitu ..."










Aku paham. Sekarang aku makin jijik sama orang itu.










"Ku kira dia seperti yang berusaha dekat dengan Tuhan, tapi di sisi lain dia goda perempuan-perempuan lain di depan mata aku. Itu sering. Dia ngga sadar kali ya. "







Aku paham. Sekarang aku makin jijik sama orang itu.








"Dia cuma mau bikin mbak cemburu." Ujarku mencoba menenangkan mbak ini. Mba itu diam.

"Tapi dia suka sama mbak, kok. Dia kan waktu itu ..."
"Ngga, Rin. Aku dengar dari temannya kalau dia ngga suka lagi. Dia cuma ... cuma kasihan sama aku ... Makanya dia sekarang menghindar dari aku ...."



Aku sekarang terdiam. Kok tega-teganya laki-laki itu begitu? Dia menggoda mbak ini dengan santai tanpa pikir panjang bagaimana kalau nanti mbak ini suka lagi sama dia? Terus sekarang mbak ini suka lagi sama dia, mencoba membuka hati lagi, tapi kok tega-teganya dia menghindar? Padahal aku tau kedua orang tua mbak ini (bahkan neneknya juga) tidak setuju kalau mbak ini menikah dengan orang minang (maaf) (laki-laki itu). Aku juga tau walaupun begitu, mbak-mbak ini terus berpikiran positif dan beratus-ratus kali membela laki-laki itu dalam hati: dia itu sebenarnya baik kok ... cuma waktu itu aku yang salah ... (saat mereka pacaran dulu).





Sekarang aku menjadi semakin ngga habis pikir. Sudah puluhan kali, loh mbak ini bercerita hal begini tentang laki-laki itu. Ketika laki-laki itu menggodanya, dia pikir hubungan mereka akan kembali lagi, tapi rupanya tidak. Dan yang terakhir ini aku pikir sudah sangat keterlaluan. Aku juga masih ingat dulu mbak ini pernah cerita kalau laki-laki itu pernah "melecehkan" dia saat mereka masih pacaran dulu. Aku tau dalam hati mbak itu agak keberatan diperlakukan begitu. Tapi mbak itu diam saja karena laki-laki itu seolah memberi harapan akan  menikahinya di kemudian hari (entah kapan). Keterlaluan betul ya ... kupikir. Akhirnya ...

"Ini, mbak." Aku memberikan lukisan ini pada mbak itu.



"Judulnya Judith Slaying Holofernes." Lanjutku.

Mbak itu memperhatikan lukisan itu dan termangu.

"Ini salah satu lukisan kesukaan saya, mbak. Ya ... untuk laki-laki macam dia harusnya dibeginikan aja." Kataku dingin.

"Kamu yang gambar ini, Rin?" Kata mbak itu takjub.

"Bukan. Pelukisnya bernama Artemisia Gentileschi. Lukisan ini mewakili wanita-wanita yang "dilecehkan" dengan diberi harapan akan dinikahi di kemudian hari tapi ternyata tidak. Memang pelecehan yang dialami Artemisia lebih parah." Kataku sambil meletakan jari telunjukku pada wanita berbaju kuning dalam lukisan itu.



Aku teringat dosenku bercerita tentang kisahnya. Mungkin kalian bisa membacanya sendiri di tulisan yang lain. Jadi Artemisia menggambarkan dirinya sebagai Judith dan laki-laki yang melecehkannya sebagai Holofernes (yang berdarah-darah itu).

"Jangan dilakukan di dunia nyata sih, mbak. Dibayangin aja, pasti perasaan mbak lebih lega. Atau ... mbak kan bisa gambar. Nah, ganti aja tuh wajah Judithnya jadi wajah mbak dan wajah Holofernes jadi wajah laki-laki yang mempermainkan mbak itu." Kataku. Kini lukisannya sudah berpindah ke tangan mbak itu.

"Makasih ya, Rin." Kata mbak itu singkat. Pandangannya tidak lepas dari laki-laki yang sedang meregang nyawa dalam lukisan itu. Dia pun pamit pulang. Aku ngga tau apa yang ada di pikirannya sekarang.


Nah, aku salah ngga ya ngasih (replika) lukisan itu ke dia? Kalau di luar sih, angin sore masih berembus sepoi-sepoi.


Friday, December 11, 2015

KELUH KESAH ORANG YANG DIJADIKAN TEMPAT CURHAT

Pertama kalinya kurang lebih empat tahun lalu wanita itu datang dan berbagi cerita denganku tentang seorang pria. Kadang ia menceritakannya dengan wajah tersipu namun beberapa minggu kemudian ia datang kepadaku lagi dengan penuh air mata dan kalimat "Aku benci dia!". Peristiwa itu selalu berselang seling terulang hingga detik ini.


"Wanita ini agak menyebalkan." pikirku. Kalau dia selalu ribut dengan orang yang ia suka, kenapa tidak cari yang lain saja? "Hei, Mbak! laki-laki di dunia ini masih banyak!" Ingin rasanya aku tidak mempedulikan karena aku bosan, tapi aku memilih untuk mencoba sabar mendengarkan setiap curahan hatinya.


Kali ini dia bercerita dengan nada sangat ceria. "Kamu tau ngga? tadi waktu aku ketemu dia di sekre, dia menggoda aku lagi! itu artinya dia masih suka sama aku! kyaaa!" ujarnya sambil memeluk bantal yang ada dalam dekapannya erat-erat.
"Huft. Ya? Terus?" tanyaku dalam hati. "Tapi, Mbak jangan terlalu senang dulu. Dia dan Mbak kan sudah putus tiga tahun yang lalu. Ya... sekarang Mbak harus pandai-pandai baca situasi, maksudnya dia berbuat begitu sama Mbak itu apa." aku mencoba menenangkan emosinya. Aku tahu Mbak ini perasaannya tidak berubah pada laki-laki itu sejak mereka pacaran sewaktu tingkat pertama kuliah.




"Tapi, Rin! dia ngga cuma sekali seperti itu. Sudah kurang lebih 2 minggu terakhir ini, Rin! 2 minggu!" dia mengacung-acungkan jari tengah dan jari telunjuknya di depan wajahku. "Aduuuh aku jadi senang! doaku terkabul!"


"Emangnya Mbak berdoa apa?"


"Aku berdoa supaya Tuhan kasih kesempatan dia suka lagi sama aku. Saat kesempatan itu tiba, aku janji ngga akan ngecewain dia lagi. Ehehehe."



"Oooh. Emang dia ngegodainnya seperti apa, Mbak? Siapa tahu Mbak yang ke geer-an saking pengennya balik sama dia. Hahaha."


"Jadi waktu itu kan aku lagi di sekre. Di dalam situ juga ada dia dan dua orang temannya. Dia minta temannya merekam dia dengan video handphone waktu dia sedang main gitar. Tapi rupanya rekaman itu gagal terus soalnya dia selalu salah main gitarnya. Sepanjang dia direkam, aku curi-curi memperhatikan dia sambil tertawa kecil. Rupanya dia sadar kalau aku perhatikan, sehingga dia grogi dan rekamannya gagal terus. Kemudian tahu ngga dia bilang apa sama aku?"


"Apa, Mbak?"


"Dia bilang: 'Kamu sih ngetawain aku, aku jadi ngga konsen...' Dia bilang begitu sambil senyum-senyum tersipu malu.. Aaaa.. lucu bangeet!!" Mbak itu membenamkan wajahnya pada bantal.
"Oooh.." kali ini aku yang tidak kuat memperhatikan reaksi mbak itu. Senang betul dia rupanya.


"Terus terus terus ada lagi, Rin!" sambungnya segera dengan penuh semangat.



"Apa, Mbak?"



"Waktu itu kan aku lagi deadline kerjaan. Rencananya aku mau ketemu klien yang pesen di kampus. Tapi kerjaanku itu belum selesai, jadi aku menyelesaikannya di sekre. Saat itu di sekre lagi banyak orang. Mereka memperhatikan kerjaan aku sambil banyak tanya. Terus ternyata dia ngebelain aku, Rin supaya aku tenang ngerjainnya."


"Emangnya dia bilang apa, Mbak?"



"Dia bilang gini: 'Eh! jangan ganggu dia! Dia lagi deadline kerjaannya!' Dia terus ngebelain aku sampai ada adik kelas yang bilang ke dia: 'Abang lagi ngoding ya? hahaha' terus dia tersipu-sipu malu lagiii.. kyaaa!!"


"Oooh.. Iya juga ya. Kayaknya abang itu suka lagi deh sama mbak ini." pikirku menyimpulkan.


"Sebenernya masih banyak lagi kejadiannya yang bikin aku... hmmmmh...malu aku menceritakannya..!!" kali ini mbak itu memukul-mukul bantal yang tadi dia peluk.



"Creepy. Cinta bikin orang creepy" batinku.



"Hhhh.. aku sampai capek menceritakannya. Eh, Rin aku pulang dulu ya. Hehe. Nanti kita sambung lagi yaaa."
"Hhhh.. aku juga capek mendengarnya, Mbak.." batinku geli.


Akhirnya kamarku pun jadi sepi. Aku merebahkan diri di diatas kasur, menatap langit-langit. Biar ku tebak, minggu depan pasti mbak itu datang lagi dengan cerita yang tidak sebahagia hari ini.

Monday, May 26, 2014

Her Feelings at the Same Time

One day, she told to me about her crazy. check this out!

I live in mix condition of environment they are secular education, culture and religion. All of that engaged in combat with my desire. And than that built mix of my tought and characters. I also confuse when the problem come to me. One side of my  heart said A, but in the other side said B, and than C,  D, etc.

Side A of my heart :
Until now, i still feeling that you can't understand what i mind. whereas every my pouting that is means i missed you. But you judged that i have a bad characteristic because of that. You don't understand and you never understand. First, you always praise of me, but now you always insult me. Some man whose ever closed to me is like you too. I feel very sad because of that. I think that i hate man and also man whose create poem about beautiful of women. They doing that and when they found the women's uglines, they will saying a hex. I'm realy hate you! and i want to kill you like "Judith Slaying Holofernes".

Side B of my heart :
Until now, i think i feel guilty to you. I always makes you sad and embarrassed. Until you leave me now. I understand that you still love me, but you can't hold out again. I still love you, but I understand that you can't happy with me. So begone, my love! I'm sorry and thank you for everything.

Side C of my heart :
Until now, i think i feel guilty to you. I broked your pure of heart. Before, you are a pious guy. But until i become to your girl friend, you become diferent. Whereas, i think i can bring our love become pure love, but we can't. Now you leave me alone because of my ego. I'm sorry.. you are my first boy friend. I don't know how i must subjected you. But now i already know that i must control my ego. Please come back to me. If i be your wife, i will serve you with full of my heart.

Side D of my heart :
Before, i feel hate to you but now i try to forgiving you. I think i was fogived you, but i don't want to see you again. I ask you to found a new girl friend, but i don't want to see you again!


that's her feelings at the same time about one topic which make her crazy every time. hahaha.




Wednesday, May 14, 2014

did you heard?

When you heard a voices which sounds "i'm hurt"


One day someone tell to me. She remember something when she was a little. Many people said that she is a cute girls. Full of smile. Life on the simple home. Past the footpat. Crowded from her neighbour.  

***
Someone pull her hand. to the bed room where have wood pavement. In the second floor. In broad daylight. 

She said to me, she remember, there are poster of nude women on the wall. A close messiness bed room. 

That man dashed down her body to the bed and rag. Press his body with that unlucky little girl's body...and kiss her little mouth coercely.

***

That unlucky girl is not understand what happend to her. She come again to that confound man.
in this opportunity, that man ask that girl for sit together.
His finger chisel in on her underpants...

***

I ask to her, "What are you feeling that time?" whith care.
She answer , "I dont know. Maybe i feel pleasure."

"Actualy, who is that man?"
"My neighbour".